Barat Terpecah! Eropa Kaget, Tuding Trump Menangkan Presiden Rusia

Barat Terpecah! Eropa Kaget, Tuding Trump Menangkan Presiden Rusia

Jakarta – Perbincangan telepon antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan juga Presiden Rusia Vladimir Kepala Negara Rusia mendapatkan reaksi yang mengagetkan dari Eropa. Pasalnya, hal ini terbentuk ketika Rusia masih menyerang Ukraina, yang dimaksud sejauh ini disokong Washington dan juga Wilayah Biru.

Setelah panggilan telepon tersebut, Trump mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat tidaklah akan lagi memainkan peran segera pada perundingan damai. Ia juga menolak untuk menjatuhkan sanksi baru untuk Rusia guna meningkatkan tekanan terhadap Pemimpin Rusia agar menanggapi negosiasi dengan serius.

“Saya pikir sesuatu akan terjadi. Dan jikalau tidak, saya akan mundur hanya juga dia harus terus melanjutkannya,” kata Trump untuk wartawan, seraya menyampaikan perundingan itu sebagai sesuatu yang digunakan produktif.

Di sisi lain, Kremlin mengutarakan bahwa panggilan telepon itu “terus terang serta bersahabat”. Kantor Presiden Rusia itu mengungkapkan bahwa kedua pemimpin itu saling menyapa dengan nama depan merek serta tak ada yang dimaksud ingin menyembunyikan telepon terlebih dahulu.

“Tidak ada tenggat waktu juga tidak ada akan ada tenggat waktu. Jelas bahwa semua pendatang ingin melakukan ini secepat mungkin, tetapi, tentu saja, detailnya sangat penting,” kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov

Hal ini pun mendapatkan reaksi yang mana mengagetkan dari Eropa. Mantan Utama Menteri Swedia Carl Bildt memaparkan dalam X (sebelumnya Twitter) bahwa panggilan itu “tidak diragukan lagi merupakan kemenangan bagi Putin.”

“Tidak diragukan lagi ini adalah kemenangan bagi Presiden Rusia lantaran ia menolak seruan untuk gencatan senjata segera kemudian sebagai gantinya dapat melanjutkan operasi militer pada ketika yang tersebut serupa ketika ia menekan (Ukraina) pada meja perundingan,” kata Bildt.

Menteri Keamanan Jerman Pistorius berkata bahwa perbincangan Trump kemudian Putin belum dapat memperlihatkan niatan Rusia yang digunakan penting untuk gencatan senjata. Ia mempersoalkan bagaimana Rusia yang dimaksud bukan juga menetapkan batas waktu untuk terciptanya kesepakatan gencatan senjata.

“Jadi, meskipun Rusia bersedia berbicara tentang memorandum, masih belum ada gencatan senjata yang dimaksud terlihat. Setidaknya, itulah penilaian saya,” tuturnya.

“Tidak ada batas waktu. Jadi sayangnya, harus dikatakan bahwa Kepala Negara Rusia tampaknya masih tiada penting tertarik pada perdamaian atau gencatan senjata-setidaknya tak di keadaan yang mana dapat diterima oleh penduduk lain.”

Ekonom Swedia yang pernah menjabat sebagai penasihat perekonomian bagi pemerintah Rusia lalu Ukraina, Anders Åslund, menyebutkan pernyataan Trump pasca perbincangannya dengan Putin telah mengakibatkan terkejutnya Eropa. Pasalnya, Trump seakan-akan memberikan lampu hijau bagi Rusia untuk terus melanjutkan operasi militernya dalam Ukraina.

“Eropa terus terkejut oleh apa yang dimaksud dilihatnya sebagai pengabaian oleh Washington, yang tersebut sebelumnya bermetamorfosis menjadi jangkar pada aliansi Barat,” kata ekonom Swedia  yang pernah menjabat sebagai penasihat dunia usaha bagi pemerintah Rusia dan juga Ukraina, terhadap Newsweek, dikutipkan Rabu (21/5/2025).

Serupa, pensiunan Perwira Intelijen Angkatan Darat Negeri Paman Sam yang digunakan sudah pensiun, Jon Sweet, menyebutkan hingga pada waktu ini Rusia masih akan terus pada tujuannya untuk benar-benar menguasai Luhansk, Donetsk, kemudian Krimea secara utuh. Diketahui, ketiga wilayah itu bermetamorfosis menjadi sengketa antara Ibu Kota Rusia lalu Kyiv, yang dimaksud akhirnya memancing Rusia meluncurkan serangan militer skala penuh pada Februari 2022 lalu.

“Putin tidak ada tertarik pada gencatan senjata atau kesepakatan damai; sebaliknya, seperti yang mana dinyatakan oleh Menteri Luar Negerinya Sergei Lavrov bahwa Rusia bukan akan menerima apa pun kecuali kemenangan total melawan Ukraina,” ujarnya.

Next Article Tanpa Trump, Tim Putin-Zelensky Bakal Empat Mata pada Turki

Artikel ini disadur dari Barat Terpecah! Eropa Kaget, Tuding Trump Menangkan Putin