Di Hadapan Prabowo, Bahlil Sebut RI Takkan Impor BBM Solar di dalam 2026

Di Hadapan Prabowo, Bahlil Sebut RI Takkan Impor BBM Solar ke pada 2026

Jakarta – Menteri Tenaga juga Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan, di tahun 2026 Indonesia bukan akan lagi mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis Solar.

Hal itu diungkapkan Bahlil, pada waktu meresmikan proyek lapangan minyak dan juga gas bumi (migas) Forel dan juga Lapangan Terubuk, di Laut Natuna, Kepulauan Seribu. Acara yang dimaksud pun turut diresmikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto secara daring, Hari Jumat (16/5/2025) lalu.

Bahlil mengungkapkan, Indonesi akan mulai mengembangkan campuran untuk BBM jenis Solar dengan biodiesel dengan konsentrasi 50% (B50) tahun depan. “Tapi, kalau solar, pada 2026, kita mulai kembangkan B50, maka, Insya Allah, tak lagi kita melakukan impor solar,” jelasnya, dikutipkan Awal Minggu (19/5/2025).

Seperti diketahui, mulai 1 Januari 2025, Negara Indonesia sudah ada menerapkan inisiatif mandatori pencampuran biodiesel 40% atau B40 berbasis minyak sawit, naik dari tahun berikutnya yang dimaksud berada pada level pencampuran 35% atau B35.

Pengurangan impor solar

Dalam catatan Kementerian ESDM, inisiatif mandatori B40 yang digunakan mulai diberlakukan per 1 Januari 2025 lalu, diharapkan dapat menekan impor solar berubah menjadi 1,2 jt Kiloliter (KL).

“Nah dengan B40 nanti, ini kita harapkan pada tahun ini mampu berjalan mulus pada satu tahun, kita mampu menurunkan impor berubah jadi sekitar 1,2 jt kiloliter. Nah nanti B50 arahannya Pak Menteri untuk 2026 sanggup dimulai, itu memang sebenarnya akan menjadikan kita surplus. Jadi tidaklah impor lagi,” kata Direktur Jenderal Daya Baru Terbarukan lalu Konservasi Daya (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, diambil Kamis (9/1/2025).

Di sisi lain, Eniya mengungkapkan bahwa kegiatan mandatori B35 yang mana telah dilakukan berhasil dijalankan pada 2024 berdampak pada pengurangan impor solar. Tak tanggung-tanggung pengurangannya mencapai 4,5 hingga 5 jt kiloliter (KL).

“Sekarang itu impor solar kita pada B35 sepanjang 2024, itu sekitar 4,5 jt kiloliter atau sampai dengan 5 jt kiloliter,” kata dia.

Selain itu, penerapan B40 juga memberikan dampak besar di penghematan devisa negara. Berdasarkan proyeksi, penghematan devisa negara meningkat dari yang tersebut semula Rupiah 122 triliun berubah menjadi Simbol Rupiah 147 triliun.

“Nah ini dari proyeksi penyerapan telah meningkat. Lalu untuk penghematan devisa negara dari yang sekiranya Mata Uang Rupiah 122 triliun menjadi Mata Uang Rupiah 147 triliun penghematannya,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2025, pemerintah menetapkan alokasi B40 banyaknya 15,6 jt kiloliter (kl) biodiesel dengan rincian, 7,55 jt kl diperuntukkan bagi PSO. Sementara 8,07 jt kl dialokasikan untuk non-PSO.

Implementasi acara mandatori B40 ini tertuang di Keputusan Menteri ESDM No 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Rangka Pendanaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Sebesar 40%.

Penyaluran biodiesel ini akan didukung oleh 24 Badan Usaha (BU) BBN (bahan bakar nabati) yang tersebut menyalurkan biodiesel, 2 BU BBM yang mendistribusikan B40 untuk PSO lalu non-PSO, juga 26 BU BBM yang dimaksud khusus menyalurkan B40 untuk non-PSO.

Next Article Impor BBM Solar Tahun Ini adalah Bakal Ditekan Hingga 1,2 Juta KL

Artikel ini disadur dari Di Hadapan Prabowo, Bahlil Sebut RI Takkan Impor BBM Solar di 2026