Grab-Gojek-Maxim-inDrive Bantah Ambil Komisi Lebih dari 20 Persen

Grab-Gojek-Maxim-inDrive Bantah Ambil Komisi Lebih dari 20 Persen

Jakarta – Empat pemain layanan transportasi online, Grab, Gojek, Indrive kemudian Maxim mengungkap kata-kata perihal isu potongan komisi mencapai lebih tinggi dari 20%. Tantangan yang dimaksud sejumlah dikeluhkan para pengemudi ojek online (ojol) bahkan jadi salah satu tuntutan pada demo 20 Mei 2025 hari ini.

Direktur PT Goto Gojek Tokopedia Tbk., Catherine Hindra Sutjahyo membantah pihaknya memotong komisi ke luar dari ketentuan pemerintah 15%+5%. Perhitungan 80%:20% itu dijelaskannya berasal dari biaya perjalanan serta tidaklah berubah.

Namun kemungkinan tarif dapat lebih lanjut tinggi. Sebab ada biaya lain seperti jasa perangkat lunak yang mana dibebankan untuk pihak pengguna.

“Yang harus terus-menerus kita lakukan untuk supaya semua pihak Juga semakin jelas lalu jelas lagi biaya mana yang tersebut Menjadi 80-20, kembali tadi biaya perjalanan, itu bukan akan berubah. Itu akan terus kami patuhi sesuai dengan peraturan kementerian,” jelas Catherine, Awal Minggu (19/5/2025).

Hal sama juga diungkapkan Chief of Public Affairs Grab Tanah Air Tirza R Munusamy. Dia mengungkapkan pendapatan 80% yang didapatkan pengemudi ojol tak akan diubah atau disentuh.

Namun jikalau ada yang digunakan dibayarkan berlebih oleh sebab itu tarif yang disebutkan ditambahkan dengan biaya jasa aplikasi. Perhitungan itu yang mana salah lantaran akan menghasilkan pemotongannya lebih tinggi dari 20%.

“Kita sebut semata tarif itu Simbol Rupiah 10 ribu. Kalau Rupiah 10 ribu maka bagi hasilnya adalah 20 persen yaitu Rupiah 2 ribu. Jadi yang didapatkan oleh mitra pengemudi itu adalah Rupiah 8 ribu. Tapi itu di satu sisi ya, yaitu sisi mitra pengemudi. Kami juga ada tadi sisi pengguna. Jadi dalam sisi pengguna tadi misalnya ada sistem fee katakanlah Mata Uang Rupiah 2 ribu. Jadi yang digunakan dibayarkan oleh pengguna itu Mata Uang Rupiah 10 ribu tambah 2 ribu jadinya Rupiah 12 ribu. Yang suka jadi permasalahan adalah yang dihitung itu Rupiah 8 ribu per Mata Uang Rupiah 12 ribu bukanlah Simbol Rupiah 10 ribu,” kata dia.

“Nah kalau Mata Uang Rupiah 8 ribu tadi itu dibaginya Mata Uang Rupiah 12 ribu, maka telah pasti lebih banyak tinggi daripada 20 persen. Jadi itu yang kerap salah kaprah,” imbuh Tirza.

Government Relations Specialist Maxim Nusantara Muhammad Rafi Assagaf meyakinkan pula pemotongan kekal sesuai dengan aturan 20%. Komisi ini dibutuhkan untuk pengembangan lebih tinggi lanjut pada platform.

Dalam kesempatan itu, beliau menjawab jikalau potongan 10% maka akan berdampak pada ekosistem transportasi online sebab kembali ditegaskan akan sulit untuk berinovasi kemudian fleksibilitas pada berusaha.

“Karena akan sulit untuk bisa jadi nanti berinovasi kemudian untuk bisa jadi fleksibilitas dalam usaha. Kemudian yang mana kita bisa jadi tahu lebih dari 7 jt mitra yang memang menaruh harapan hidupnya sehari-hari di sektor ini. Jadi memang benar kita perlu adanya langkah yang mana bijak untuk ini,” ucap dia.

Sementara itu, inDrive mengaku mendapatkan komisi kurang dari 20%. Business Development inDrive Ryan Rwanda menjelaskan untuk roda empat 11,7% lalu motor sebesar 9,99%.

Pemotongan komisi yang dimaksud berubah jadi yang dimaksud terbesar pada dunia. Karena di dalam wilayah operasi lain dapat mencapai 7%-9%.

Ryan menjelaskan besaran komisi yang dimaksud didapatkan oleh sebab itu grup inDrive di Indonesi sangat ramping. Komisi yang disebutkan telah diantaranya biaya jasa aplikasi mobile hingga asuransi perjalanan.

“Untuk Indrive sendiri di Indonesia kita cuma motor, mobil, kurir kemudian kargo, kemudian ada intercity antarkota. Tim kita sangat ramping. Jadi kita memaksimalkan operasional kita yang sangat kecil dengan komisi yang digunakan kecil juga,” Ryan menuturkan.

Next Article Head to Head Tarif Zendo Muhammadiyah Vs Gojek Vs Grab, Murah Mana?

Artikel ini disadur dari Grab-Gojek-Maxim-inDrive Bantah Ambil Komisi Lebih dari 20 Persen