negeri Israel Luncurkan Serangan Total, Wilayah Gaza Kembali Jadi ‘Neraka’

negeri negeri Israel Luncurkan Serangan Total, Wilayah Kawasan Gaza Kembali Jadi ‘Neraka’

Jakarta – negeri Israel mengumumkan dimulainya operasi militer besar-besaran di Jalur Daerah Gaza dengan menyampaikan sudah pernah meluncurkan “operasi darat skala luas” untuk merebut kendali operasional menghadapi beberapa wilayah Palestina yang tersebut hancur akibat perang.

Pengumuman ini disampaikan belaka beberapa jam setelahnya perundingan tidaklah dengan segera hari kedua antara tanah Israel juga organisasi Hamas di Qatar berakhir tanpa kemajuan apapun.

Militer tanah Israel mengeklaim telah lama “menghabisi puluhan teroris”, menghancurkan beberapa orang infrastruktur milik Hamas, lalu sekarang ini “berada di sikap strategis”. Namun, gelombang serangan udara dan juga darat ini menewaskan sedikitnya 130 warga Palestina pada waktu kurang dari 24 jam, menurut keterangan dari tim medis juga penyelamat di lapangan.

“Rumah sakit kewalahan dengan total orang yang terdampar yang dimaksud terus meningkat, sebagian besar adalah anak-anak. Kami juga menghadapi kekurangan pasokan medis yang akut,” kata Khalil al-Deqran, juru bicara Kementerian Kesejahteraan Gaza, dilansir The Guardian, Hari Senin (19/5/2025).

Sejumlah besar korban tewas ditemukan ke Khan Younis, kota di bagian selatan Gaza. Menurut tim medis di Rumah Sakit Nasser, lebih tinggi dari separuh orang yang terluka yang mana dibawa ke infrastruktur itu adalah perempuan kemudian anak-anak.

Serangan tidak ada hanya saja menghantam bangunan rumah, tapi juga tenda-tenda tempat para pengungsi berlindung.

Fatima al-Rahal (34), warga Beit Lahiya yang dimaksud permanen tinggal ke dekat rumahnya yang mana hancur, menggambarkan situasi sebagai mimpi buruk.

“Kami tak mampu tidur dikarenakan ketakutan. Suara bom sangat mengerikan. Situasi kami lebih banyak buruk dari kata-kata. Hal ini benar-benar bencana. Kami hanya saja berharap konflik ini segera berakhir,” ucapannya untuk The Guardian.

Basel al-Barawi (46), juga dari Beit Lahiya, menceritakan bahwa 10 anggota keluarganya tewas, hanya saja satu anak berusia enam tahun yang dimaksud selamat.

“Kami mendebarkan mereka dari bawah puing-puing. Tubuh merek diselimuti abu dan juga debu, wajah mereka rusak, dermis mereka itu berubah abu-abu. Saya merasa hati saya hancur pada waktu mengangkat mereka,” katanya.

Tak lama pasca operasi baru diumumkan, kantor Pertama Menteri negeri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan mengizinkan sedikit pasokan makanan masuk ke Kawasan Gaza guna menghindari krisis kelaparan.

“Israel akan mengizinkan banyak makanan pokok untuk menjamin krisis kelaparan bukan berprogres di dalam Jalur Gaza,” tulis pernyataan resmi.

Namun Netanyahu tetap menegaskan bahwa tanah Israel hanya saja akan menyepakati kesepakatan apabila mencakup penghentian total kekerasan, pembebasan seluruh sandera, pengasingan para pemimpin Hamas, dan juga perlucutan senjata di dalam Gaza. Semua kriteria ini telah lama berulang kali ditolak Hamas.

Seorang pejabat organisasi Hamas menyatakan untuk Sumber Berita Reuters bahwa kedudukan negara Israel belum berubah sejenis sekali.

“Mereka ingin pembebasan sandera tanpa menghentikan perang. Itu tidaklah sanggup kami terima,” katanya.

Sementara itu, 58 sandera masih diyakini ditahan oleh gerakan Hamas dari total sekitar 250 pendatang yang dimaksud disandera di serangan 7 Oktober 2023 lalu, yang tersebut menewaskan sekitar 1.200 khalayak di Israel, sebagian besar warga sipil. Sebagian besar sandera yang tersebut tersisa diyakini telah tewas.

Adapun negosiasi di dalam Doha ketika ini berfokus pada upaya mencapai gencatan senjata dua bulan, yang dimaksud mencakup pembebasan sekitar separuh dari sandera hidup oleh Hamas, sebagai imbalan menghadapi pembebasan banyak tahanan Palestina oleh negeri Israel serta pencabutan total blokade melawan Kawasan Gaza sejak awal Maret. Namun hingga Hari Minggu sore, tidak ada ada kemajuan berarti.

Menurut data Kementerian Kesejahteraan Gaza, lebih besar dari 53.000 warga Palestina tewas sejak pertempuran dimulai, sebagian besar adalah perempuan juga anak-anak. Rumah sakit dalam seluruh Wilayah Gaza sekarang ini beroperasi di dalam ambang kolaps, kekurangan tenaga, pasokan, lalu kapasitas tempat tidur.

Organisasi pangan global telah dilakukan memberi peringatan bahwa malnutrisi akut pada anak-anak meningkat tajam kemudian setiap penundaan bantuan berisiko merenggut lebih banyak sejumlah nyawa.

Next Article Hampir 1.000 Masjid ke Wilayah Gaza Mengalami Kerugian Akibat Serangan Israel

Artikel ini disadur dari Israel Luncurkan Serangan Total, Gaza Kembali Jadi ‘Neraka’