Rusia tolak pasukan Eropa di Ukraina, sebut sebagai ancaman secara langsung

Rusia tolak pasukan Eropa ke Ukraina, sebut sebagai ancaman secara secara langsung

Washington – Rusia menegaskan tak dapat menerima diperkenalkan "pasukan penjaga perdamaian" dari negara-negara Eropa pada wilayah Ukraina, demikian disampaikan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

"Tidak, kami tak bisa," ujar Peskov untuk ABC News pada waktu ditanya apakah Rusia bersedia menerima pasukan penjaga perdamaian Eropa di Ukraina.

Menurut Peskov, tanah Ukraina justru berupaya menyavoid rute perundingan damai, sementara Rusia telah lama menegaskan kesiapannya untuk melakukan dialog.

Peskov juga mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump memiliki "pengaruh besar terhadap Ukraina" serta Wilayah Moskow berharap Trump dapat mengupayakan Kiev untuk tambahan terbuka terhadap perundingan.

Pada 13 Maret lalu, media melaporkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron kemudian Pertama Menteri Inggris Keir Starmer sedang berupaya membujuk 37 negara untuk membentuk koalisi bernama Koalisi Sukarela (Coalition of the Willing), yang tersebut bertujuan mengirim pasukan penjaga perdamaian ke negeri Ukraina juga memberikan jaminan keamanan untuk Kiev.

Dalam perjumpaan puncak Koalisi yang disebutkan dalam Paris pada 27 Maret, Macron menyatakan bahwa beberapa jumlah negara berencana mengirim "pasukan penangkal" ke Ukraina.

Macron menegaskan bahwa inisiatif Prancis-Inggris yang disebutkan tidaklah akan menggantikan tentara negara Ukraina maupun berperan sebagai pasukan penjaga perdamaian.

Tujuan utama penampilan dia adalah untuk menahan laju Rusia lalu akan ditempatkan ke lokasi-lokasi strategis yang tersebut telah lama disepakati bersatu pihak Ukraina.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Maret tak lama kemudian menegaskan bahwa penampilan pasukan dari negara-negara anggota Pakta Keamanan Atlantik Utara (NATO) di dalam wilayah Ukraina, di bentuk juga misi apa pun — diantaranya sebagai penjaga perdamaian –merupakan ancaman segera terhadap Rusia.

Moskow, kata Lavrov, tak akan menerimanya di kondisi apa pun.

Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) pada tahun kemudian juga mengungkapkan bahwa Barat diduga sedang merencanakan pengiriman kontingen penjaga perdamaian berjumlah sekitar 100.000 personel ke tanah Ukraina guna memulihkan kemampuan tempur negara tersebut.

SVR mengatakan skenario yang disebutkan sebagai bentuk pendudukan de facto menghadapi Ukraina.

Sumber: Sputnik-OANA

Artikel ini disadur dari Rusia tolak pasukan Eropa di Ukraina, sebut sebagai ancaman langsung