Tangerang – Presiden Prabowo Subianto mulai kritis menggenjot kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru lalu terbarukan (EBT). Hal yang disebutkan tak terlepas dari melimpahnya peluang EBT yang mana dimiliki Indonesia.
Semula, Prabowo mengungkapkan bahwa prospek EBT yang dimiliki RI sangat luar biasa besar mencakup hidro, angin, panas bumi, hingga laut. Oleh sebab itu, ia pun optimistis bukan hanya saja dapat mewujudkan ketahanan energi pada negeri saja, melainkan menyuplai keinginan energi secara global.
“Saya baru bicara dengan beberapa pakar dari universitas-universitas terbaik dalam luar negeri baru kemarin merek ceritakan bahwa di dalam laut kita terdapat sumber energi besar yang digunakan teknologinya telah ada, kita sangat optimis sebentar lagi kita tidaklah semata-mata swasembada energi. Kita akan kembali menyuplai kembali energi untuk dunia,” kata Prabowo pada acara Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025, pada Rabu (21/5/2025).
Sebelumnya, Kementerian Tenaga lalu Narasumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa Indonesi mempunyai peluang energi baru juga terbarukan (EBT) yang mana cukup besar yakni mencapai 3.687 gigawatt (GW). Hal yang dimaksud mencakup energi surya, hidro, bioenergi, angin, panas bumi, hingga laut.
Direktur Aneka Energi Baru kemudian Daya Terbarukan, Kementerian ESDM Andriah Feby Misna memaparkan meskipun RI dianugerahi sumber EBT lebih tinggi dari 3.000 GW, namun realisasi pemanfaatan untuk EBT masih relatif kecil. Adapun, hingga 2024, kapasitas terpasang EBT baru mencapai 15,8 GW atau semata-mata 0,4 persen dari total potensi.
“Total peluang lebih tinggi dari 3.000 gigawatt yang disumbangkan oleh energi terbarukan. Namun, apabila mengamati pemanfaatannya, baru 15,8 gigawatt. Hal ini menunjukkan masih banyak ruang untuk pengembangan dikarenakan realisasi pemanfaatan energi terbarukan baru mencapai sekitar 0,4% dari total potensinya pada tahun 2024,” kata Feby pada acara EESA Summit Indonesi 2025, Selasa (29/4/2025).
Di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa pemerintah juga telah lama mempunyai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih besar cepat. Hal yang dimaksud telah dilakukan tersusun ke pada peta jalan (roadmap) dekarbonisasi sektor energi.
“Untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih tinggi awal. Kami telah dilakukan mengembangkan peta jalan emisi nol bersih untuk sektor energi, yang digunakan menguraikan upaya dekarbonisasi pada seluruh sektor permintaan kemudian pasokan,” ujar Feby.
Next Article Prabowo: RI Salah Satu Negara Termaju Transformasi Energi
Artikel ini disadur dari Tak Cuma Swasembada Energi, Prabowo Ambisi Suplai Energi RI Buat Dunia











